Salah satu alasan
mengapa Xiaomi diburu oleh banyak konsumen tak lain karena ponsel ini
dihargai lumayan murah. Padahal dengan spesifikasi yang sama, harga di
vendor ponsel lain bisa jauh lebih mahal.
Ambil contoh, Xiaomi Mi 1 yang rilis Agustus 2011
silam. Ponsel perdana Xiaomi ini mempunyai spesifikasi tinggi pada
masanya, seperti prosesor dual core dan kamera 8 megapixel. Tapi
harganya hanya di kisaran USD 310, sekitar separuh dari smartphone
vendor global dengan spek sama.
Usut punya usut. ada strategi mengapa Xiaomi berbeda
yang membuat vendor ini dapat menekan harga ponselnya lebih murah dari
pesaingnya. Beberapa diantaranya adalah cara beriklan.
Bila pesaing lain jor-joran dalam membelanjakan
uangnya untuk iklan, maka tidak dengan Xiaomi. Mereka tidak beriklan
dengan cara yang tradisional.
Ditekannya harga agar bisa murah salah satunya dengan
meniadakan toko fisik seperti Apple Store atau Samsung. Ini artinya
lagi, Xiaomi tak perlu lagi membayar karyawan. Menjual dengan e-commerce
bisa menekan pengeluaran.
Xiaomi memiliki toko online sendiri, dan juga menjual
produknya di Tmall.com, salah satu retail online terbesar di China.
Mereka tidak hanya menjual handset, tapi aksesoris seperti headphone,
bahkan kaos atau boneka.
Boneka? Ya, Xiaomi mengandalkan penjualan dari
maskotnya tersebut. Bahkan jumlah pendapatan dari penjualan maskot
terbilang sangat lumayan
Boneka maskot Xiaomi yang wujudnya kelinci,
ternyata lumayan laris dan menghasilkan pendapatan tidak sedikit. Boneka
ini berhasil terjual 180 ribu unit di tahun 2012 saja.
Untuk meningkatkan brand awareness, Xiaomi
mengandalkan promosi di jejaring sosial, jurnalis, ataupun dari mulut ke
mulut melalui fans yang dijuluki Mi fans. Sebuah strategi yang lumayan
sukses karena Xiaomi punya penggemar yang loyal.
Di Indonesia, Xiaomi juga menerapkan strategi yang
tidak terlalu berbeda. Menjual ponsel secara online--lebih tepatnya
menitipkan ke situs shopping online.
Alasan lain mengapa Xiaomi bisa murah. Karena mereka mengaku tak terlalu menjual ponsel.
Saat meluncurkan RedMi1S di Indonesia, bos Xiaomi
mengklaim pihaknya bukan cuma jualan ponsel, tapi lebih menawarkan
user-experience MIUI bagi konsumen yang dibungkus dalam perangkat.
Pernyataan itu disampaikan oleh Hugo Barra, Vice
President Xiaomi Global. Mantan petinggi Google itu menegaskan bahwa
ponsel seperti RedMi 1S ini hanya diibaratkan layaknya sebuah kendaraan.
Menurutnya, daya tarik utama Xiaomi justru terletak
pada OS MIUI berbasis Android yang diklaim Barra menawarkan simplisitas
namun high customizable.
“Ponsel kami hanyalah kendaraan, yang kami jual
sebenarnya adalah MIUI. Jadi kami menawarkan MIUI melalui ponsel ini,”
ujarnya sambil memamerkan RedMi 1S ke hadapan media yang hadir di Hotel
Grand Hyatt, Jakarta.
0 Comments:
Post a Comment